Senin, 24 Januari 2011

Day 2: Make Peace With History

Sunday, 23 January 2011

Hari kedua Misi 21 ku adalah aku mengunjungi lingkungan lamaku, tempat dimana aku tumbuh besar secara sosial, ya aku mengunjungi teman-teman lamaku dan pas sekali hari ini hari minggu maka aku akan bertemu mereka di gereja lamaku. Aku sudah lama tidak mengunjungi lingkungan lamaku, atau lebih tepatnya sudah lama aku menghindarinya, bagiku kembali ke sana sama saja aku menuai berita tidak enak dan simpang siur. Bertumbuh bersama selama hampir lebih dari 20 tahun membuatku mengenal sekali karakter-karakter masing-masing pribadi, dan entah kenapa aku seringkali jadi sasaran empuk topik pembicaraan dimulai dari hal kecil the way I dress sampai urusan pribadiku yang sebetulnya bukan lagi ranah mereka untuk membicarakannya karena mereka tidak tahu sedikitpun kebenarannya, dan aku benci hal itu. Ya, hari ini aku memilih untuk kembali ke lingkungan itu, kembali tanpa pikiran dan stigma dalam benakku mengenai apa yang akan mereka bicarakan setelah aku pulang nanti, aku hanya ingin datang dengan damai di pikiranku. Aku memilih datang di ibadah sore, karena pada jam itu biasanya teman-temanku datang, jam 5 sore aku sampai di gereja dan benar teman-temanku hampir sebagian besar hadir. Selama 1.5 jam ibadah berlangsung dan akhirnya tiba saatnya pulang yang artinya juga saatnya bersosialisasi. Reaksi pertama yang kudapat adalah dari Pendeta gerejaku dengan senyum lebar dia menyapaku dan bertanya dari mana saja aku? dan aku hanya bisa menjawabnya dengan tersenyum, lalu teman-teman lamaku pun mulai datang dan menghampiri jadilah kami ngobrol hampir satu jam. Kami berbicara banyak hal dimulai dari update cerita seorang temanku yang baru menikah, bgadget, pergumulan gereja, sampai topik yang selalu kuhindari yaitu pernikahan.

Banyak hal yang kudapat sore itu ilmu mengupgrade gadget, *ya kuakui aku termasuk perempuan yg kurang ramah dengan teknologi. Perbedaan pandangan mengenai pernikahan yang biasanya dulu pasti kutanggapi dengan pendapat sewot tapi sore itu kutanggapi dengan senyum dan kujawab "masa setiap orang berbeda, dan masa yang Tuhan kasih untuk gw saat ini belum sampai ke masa pernikahan". Sore itu membuatku melihat, betapa jauhnya aku bertumbuh dibanding terakhir kali aku menghabiskan waktu bersama mereka, hal ini kusadari ketika mereka mulai berbicara pergumulan yang mereka alami sebagai aktivis di gereja dimana dulu aku salah satu dari mereka, hal-hal yang kita bicarakan dulu biasanya akan menjadi ajang berkeluh kesah, tetapi yg kemarin aku alami adalah sebuah diskusi, ya sebuah diskusi dewasa yang kuharap dapat menjadi masukkan juga untuk mereka.

Hari beranjak malam dan langit telah berubah warna menjadi jingga keunguan yang biasa kusebut purple*ish* ya warna langit kesukaanku menutup hariku bersama teman-teman lama. Kembali ke masa lalu bukan untuk kembali menjadi individu yang lalu tapi untuk bisa melihat masa lalu dengan lebih bijak. People change, begitu hakikatnya, tetapi aku juga belajar untuk menerima bahwa tidak semua memilih untuk berubah, ada yang lebih memilih untuk tidak berubah dan tetap dalam zona nyaman, disini aku belajar untuk menerima. Satu hal lagi yang kusadari "pain does make us grow", tinggal kita memilih untuk bertumbuh ke arah yang lebih baik atau tidak, dan aku lega aku memilih bertumbuh di lingkungan yang baik sekarang.

Yesterday created who we are right now...

Keyd

0 komentar:

Posting Komentar